MENULIS DI KOTAK-WASIAT

Setiap dari kita seharusnya memiliki surat wasiat. Wasiat apa saja yang akan disampaikan untuk kehidupan ini. Wasiat kepada anak-anak cucu kita, kepada orang lain. Menulis wasiat adalah sesuatu yang berharga untuk kehidupan ini. Banyak dari kita telah menulis wasiat, karena mereka memahami bahwa usia mereka cukup terbatas. Dengan menulis wasiat, berarti mereka telah memperpanjang usia mereka. Meski tubuh mereka berada di alam kubur, namun ide-ide mereka tetap hidup. Apalagi wasiat mereka berguna sebagai nasehat yang ikut memperbaiki kehidupan kemanusiaan yang semakin hari nilainya semakin bergeser dan pudar. Mereka mungkin telah di alam kubur, namun mereka tetap menerima amal jariah, karena nasihat-nasihatnya. Investasikanlah nasehat Anda untuk kehidupan ini dan petiklah amalannya di akhirat. Karena itu, menulislah surat wasiat di mana saja, termasuk di kotak-wasiat ini. Tulisalah wasiat dan nasihat-nasihat Anda. Toh, tidak ada salahnya menulis nasehat, yang kelak juga menjadi sejarah dan catatan buat Anda sebagai penulis wasiat. Jika ingin mengirim tulisan wasiat, silahkan kirim ke ishakmakassar@yahoo.com Mungkin kami akan mengedit redaksinya. Mari berwasiat untuk kehidupan ini. Wassalam.


Nikmatnya Bercinta

Ingat-ingatlah selalu, jangan pernah
takut kehilangan kekasihmu hanya
karena mempertahankan permata dirimu!

CINTA dan nafsu setipis daun bawang. Bila pada saatnya jiwamu terpanggil memadu asmara, maka hati-hatilah. Jangan serahkan segala milikmu. Apalagi mengorbankan permata dirimu. Sekalipun kekasihmu itu menyatakan sangat mencintaimu.

Belajarlah dari berita kehidupan sebelum melangkah dalam dunia asmara. Di sana ada impian, harapan juga cinta suci. Tapi jalan ke sana penuh kerikil, lumpur dan godaan. Tidak semua pecinta mendapatkan apa yang mereka impikan.

Kehidupan sudah mengisahkan ribuan duka yang tercecer. Di sana juga menceritakan tragedi tercampaknya para pecintanya ke lumpur kehidupan. Mereka adalah deretan para korban tentang keinginan meraih cinta suci, namun kandas karena tergoda merasakan kenikmatan yang terlarang.

Sebelum melangkah, mantapkanlah keyakinanmu. Mohon perlindunganmu pada tuhanmu. Di dunia asmara, permata dirimu adalah sasaran godaan nafsu. Nafsumu selalu mengilhamimu bisikan keindahan dan kenikmatan agar engkau tergelincir dan kandas meraih cinta sejati. Sementara malaikat selalu mengilhamimu bahkan mengingatkanmu, agar engkau tidak melupakan perjalanan cintamu kepada sang pencinta sejati.

Dalam kehidupanmu, bila engkau kehilangan harta itu bukanlah malapetaka besar. Engkau masih bisa mengumpulkan harta. Dirimu pun tidak dihinakan hanya karena kekurangan harta. Tetapi bila permata pada dirimu terengut, maka sesungguhnya itulah malapetaka besar bagi diri dan kehidupanmu.

Kesucian dirimu ternoda. Kecantikan batinmu pudar. Tubuhmu tidak lagi memancarkan aura kesucian. Kecantikanmu yang tersisa hanya sebatas polesan di kulit dan lekuk-lekuk tubuhmu yang selalu menggoda.

Engkau akan tetap membawa aib itu kemana dan di manapun engkau berada. Engkau tak mungkin mampu menyembunyikan aib itu pada dirimu sendiri. Dokter ahli juga tak mungkin mengembalikan permata dirimu. Sebab permata itu bukanlah pemberian manusia. Ia anugerah langsung dari tuhanmu, yang seharusnya engkau menjaga kesuciannya.

Sifat malumu mulai terkikis. Nafsumu selalu membisikkan keterlanjuran, agar engkau lebih dalam lagi terperosok dan tak mampu keluar dari jeratannya. Bila engkau terperosok semakin dalam, maka engkau semakin sulit keluar melalui tobatmu. Sedikit demi sedikit keberanianmu muncul yang mengikis rasa malumu. Engkau semakin berani mempertontonkan auratmu. Dirimu telah menjadi boneka nafsu untuk mempengaruhi calon korban berikutnya.

Engkau dipuji sekaligus tersanjung. Engkau pun mulai tak sadar, bahwa engkau ikut menebar pesona maksiat di sekelilingmu. Engkau bangga karena menjadi pusat perhatian. Engkau disanjung dan tertawa-tawa senang di tengah keramaian. Namun ketika engkau sendiri, batinmu menangis, sebab ia tak menginginkan kehidupan tubuhmu seperti itu. Ia selalu menasihatimu, tetapi engkau tak mau mendengar nasihatnya. Padahal itu demi kebaikan dirimu.

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP