MENULIS DI KOTAK-WASIAT

Setiap dari kita seharusnya memiliki surat wasiat. Wasiat apa saja yang akan disampaikan untuk kehidupan ini. Wasiat kepada anak-anak cucu kita, kepada orang lain. Menulis wasiat adalah sesuatu yang berharga untuk kehidupan ini. Banyak dari kita telah menulis wasiat, karena mereka memahami bahwa usia mereka cukup terbatas. Dengan menulis wasiat, berarti mereka telah memperpanjang usia mereka. Meski tubuh mereka berada di alam kubur, namun ide-ide mereka tetap hidup. Apalagi wasiat mereka berguna sebagai nasehat yang ikut memperbaiki kehidupan kemanusiaan yang semakin hari nilainya semakin bergeser dan pudar. Mereka mungkin telah di alam kubur, namun mereka tetap menerima amal jariah, karena nasihat-nasihatnya. Investasikanlah nasehat Anda untuk kehidupan ini dan petiklah amalannya di akhirat. Karena itu, menulislah surat wasiat di mana saja, termasuk di kotak-wasiat ini. Tulisalah wasiat dan nasihat-nasihat Anda. Toh, tidak ada salahnya menulis nasehat, yang kelak juga menjadi sejarah dan catatan buat Anda sebagai penulis wasiat. Jika ingin mengirim tulisan wasiat, silahkan kirim ke ishakmakassar@yahoo.com Mungkin kami akan mengedit redaksinya. Mari berwasiat untuk kehidupan ini. Wassalam.


Petuah Sebelum Pernikahan dan Setelah Berkeluarga

Petuah ini penting sebagai persiapan bagi mereka yang akan memasuki jenjang pernikahan. Jadi sebaiknya Anda baca petuah ini.

Tujuan pernikahan mewujudkan keluarga bahagia. Ingat tujuan dasar ini. Keluarga bahagia tercipta karena hubungan harmonis. Hubungan harmonis dicapai melalui :

Adanya saling pengertian.
Keduanya harus saling memahami dan mengerti keadaan masing-masing baik fisik maupun mental. Artinya, memahami perbedaan sifat, tingkah laku dan pandangan. Jadi perbedaan itu wajar saja. Bukankah yang menyatukan Anda karena perbedaan juga. Ya perbedaan jenis kelamin Anda..he..he.
Saling menerima kenyataan
Kita harus menerima kenyataan dengan tulus dan ihlas bahwa jodoh itu memang di bawah kekuasaan Allah. Ingat pepatah, tidak selamanya cinta menyatukan kita. Maka jalanilah bersama dengan pasangan Anda. Ya, jika tidak berpacaran sebelumnya sebelum menikah, maka pacaranlah sesudah menikah. Lebih romantis kan…
Saling melakukan penyesuaian
Pernah baca di shvoong berjudul Wasiat Terakhirku? Ingat tidak ada yang sempurna, bahwa kita ini berbeda dan saling memiliki kekurangan. Yang perlu dilakukan bagaimana menyesuaian setiap dari perbedaan.
Memupuk rasa cinta
Jangan terbalik ya. Kebencian yang dipupuk. Akhirnya mengendap dalam pikiran. Ingat salah satu tulisan saya sebelumnya menjelaskan pikiran mempengaruhi tindakan. Tindakan kita akan mengarah pada apa yang kita pikirankan apakah itu negative atau positif. Maka setiap muncul pikiran negatif terhadap pasangan Anda berusalah melawan dengan mengingat kebaikannya. Jadi saling memupuk rasa cinta, bukan sebaliknya memupuk pikiran dan kalimat negatif di pikiran hingga terbawa kealam bawah sadar
Melaksanakan asas musyawarah
Ini menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yang timbul. Ingat jangan ego dan ngotot merasa benar sendiri. Salah-salah eh malah saling menyalahkan dan menghakimi. Jika ini terjadi kembali ke pasal sebelumnya. Yaitu ingat tujuan pernikahan Anda. he…
Suka Memaafkan
Jangan masalah kecil dibesar-besarkan. Bukan masalah dijadikan masalah. Karena itu, kalau ada kesalahan kecil, ya saling memaafkanlah, karena tidak mungkin Anda tidak membuat kesalahan sepanjang menjalani kehidupan bersama. Kalau tidak mau mendapat pasangan yang memiliki kesalahan, menikalah dengan malaikat, yang diciptakan memang untuk patuh..he..he...
Berperan serta untuk kemajuan bersama
Masing-masing suami istri berusaha saling membantu setiap usaha untuk kemajuan bersama.

Nah, jika memasuki kehidupan rumah tangga, beberapa yang perlu dicegah diantaranya :

- Janganlah membuka rahasia pribadi istri atau suami dan rahasia keluarganya
- Cemburu yang berlebihan. Sikap cemburu sih tandanya masih adanya cinta. Tapi jika berlebihan dan tanpa dasar juga merusak hubungan keharmonisan. Eh, soal cemburu ini, ada istilah penulis : cemburulah kepadaku maka aku akan mengukur seberapa dalam cintamu..
- Mengulangi cerita lama/nostalgia pribadi masa lalu
- Suka mencela kekurangan suami atau istri
- Memuji wanita atau pria lain di hadapan istri atau suami
- Kurang peka terhadap hal-hal yang tidak disenangi oleh suami atau istri.
- Tambah sendiri ya….


Sumber Bacaan : Membina Keluarga Bahagia, Wasiat Terakhirku.

Read more...

Taman Ilmu

By. M. Ishak Zainal

ALANGKAH indahnya jika kampus itu diibarakan sebagai sebuah taman ilmu. Sebuah taman yang dihuni manusia-manusia beradab dan berakal sehat. Yang menjadikan akal budi sebagai pijakan, dan produk pikirannya menghias dan menaburi sisi kemanusiaan dan pengembangan ilmu pengetahuan di sekitarnya. Sebuah taman tempat orang untuk bebas mengeruk pengetahuan dan mengais-ngais kebenaran yang terpendam denga melahirkan karya-karya baru.

Betapa sejuknya taman itu, bila salam perdamaian dan kreativitas bertaburan menyambut kedatangan mahasiswa baru. Mereka melindungi mahasiswa baru dari cemaran pikiran dan pola laku yang terformat. Mereka membersihkan sampah-sampah pikiran yang telah diisi dengan persepsi-persip keliru.

Semakin sejuknya taman ilmu itu, bila mereka yang bersilang pendapat menjadikan pengertian dan pemahaman sebagai alat perekat mereka. Alangkah hikmahnya, bila setiap persoalan ditempatkan sesuai duduk persoalannya, dan setiap sengketa pribadi diselesaikan dengan renungan, ketajaman pikiran, silaturrahmi agar tidak terhadap keharmonisan taman itu.
***
Tapi bagaimana menumbuhkan dan melahirkan sosok yang mampu menyelesaikan masalah? Gilbert Highet memiliki jawaban:

Mereka –para pemikir besar- tidak tumbuh seperti pepohonan. Mereka tidak dimuliakan seperti hewan-hewan pilihan. Namun ada dua cara memupuk mereka selagi tumbuh; berilah mereka tantangan dan rangsangan. Letakkan masalah-masalah di hadapan mereka. Hasilkan sesuatu untuk dipikirkan oleh mereka. Diskusikan tiap tahap pemikiran mereka. Usulkan kepada mereka untuk melakukan percobaan. Minta mereka mengungkapkan apa-apa yang tersembunyi. Lalu anjurkan mereka agar mengenal pemikiran-pemikiran yang menonjol. Itulah tawaran kiatnya.
***
Alangkah disegeninya sebuah taman ilmu itu, bila penghuni taman itu tidak saja melahirkan intelektual-intelektual muda, tetapi pemuda-pemuda yang berteriak garang terhadap para penjarah negeri, terhadap para penjarah hak-hak rakyat, seperti prajurit-prajurit muda yang mengibarkan bendera perang terhadap para koruptor.

Alangkah bangganya mereka yang menempatkan anak-anaknya di taman ilmu itu, karena mereka dapat menjadi penyambung lidah dan pelapis dada ketika kesewenang-wenangan merajalela.

Sungguh, mereka begitu bangga, namun kebanggan itu kini hanya milik impian saja. (Identitas, Juli 1999)

Read more...

Kambing Hitam

By. M. Ishak Zainal

TERNYATA kita kadang kehilangan nilai kemanusiaan. Kita sendiri menggali lubang lalu menceburkan diri ke lembah nista. Kita membangun pondasi diri dalam kebiasaan, selanjutnya membentuk karakter kita. Kemanusiaan pun kita surut, namun jarang kita rasakan, sebab kita kadang hanya berbicara berdasarkan muatan kepentingan egoisme kita semata. Sumber penyabab semuat itu ternyata adalah jabatan politis yang selalu saja kita incar. Kita menjadikan jabatan politis, jabatan public seakan adalah menjadi milik kita.

Kita melupakan, bahwa justru itulah yangmenghisap nilai-nilai kebahagiaan kita di sekeliling kita, yang menimbulkan keresahan dan petaka hidup. Ketika jabatan politis telah kita rengkuh, ia memusat lalu menjadi milik pribadi bahkan hanya milik keluarga. Bahkan kita membangun dinasti dan jaringan laba-laba kekuasaan.

Khalil Gibran pernah bertanya tentang itu. “Apakah engkau ahli politik yang berkata dalam hati: Aku akan memanfaatkan negaraku bagi kepentinganku sendiri? Jika demikian, engkau adalah benalu yang hidup pada daging orang lain.

Memang, jabatan politis adalah salah satu pilihan dalam peta sandiwara dan catur politik kita keseharian. Namun, daya magnet jabatan itu telah menghisap egoisme pribadi hingga melupakan sisi yang mendasar dalam hidup, bahwa kita dianugerahkan nilai-nilai kemanusiaan bahkan sifat kenabian. Namun, kita pun kadang menepis semua itu karena telah beralih ke dotrin-dotrin politik. Dunia politik adalah dunia kotor. Memangsa atau dimangsa dalam pilihan politik. Bertahan dari jabatan dan menyerang lawan adalah pertahanan terbaik.

Kita pun segera berusaha menjaga jabatan politis kita nama baik. Bahkan dengan ketidakmampuan kita, kita melepaskan dengan mencari tumbal. Tumbal itulah bernama Kambing Hitam.

Dengan mudah pula, kita membalik kenyataan. Kita mencari kambing hitam dan memeliharanya dalam catur politik kita sebagai biang keladi.
***
Di lembaga universitas, kita mengajar agar yang dididik patuh, selalu menjaga etika. Kita menasihati agar selalu menghargai. Segudang nasihat dan petuah telontar di bibir kita. Namun di alam realitas, kita membalik realitas itu, tidak membumikan kata-kata kita dalam keteladanan.

Mungkin inilah yang disebut kemunafikan. Tapi adakah kosa kata kemunafikan dalam panggung politik kita. Apalagi para politikus-politikus ikut mencemari dunia kampus? Kita pasti menjawab itu adalah strategi, bukan kemunifikan, kemunafikan hanya ada pada agama. (Identitas November 1996)

Read more...

Demonstrasi Itu Tutup Jalan Ya?

By M. Ishak Zainal

SEJUMLAH mahasiswa menutup jalan. Mereka memalang kendaraan mereka tepat di tengah jalan. Mereka pun membakar ban-ban bekas. Gumpalan asap membubung. Kendaraan umum tak bisa lewat di tengah panasnya sengatan matahari. Para mahasiswa dengan semangat berapi-api meneriakkan protes. Mereka dengan fasihnya berpidato tentang kesewenang-wenangan para penguasa.

Rakyat bukannya bangga, atau ikut mendukung. Malah mereka mengeluhkan sikap segolongan yang mengaku intelektual muda. Bahkan ada yang mengumpat habis. Mengapa? Di deretan penumpang itu, ternyada ada Pasien yang butuh pertolongan darurat. Mereka butuh perawatan di unit gawat darurat (UGD), sementara yang lainnya terpaksa berjalan kaki berkilometer, yang lainnya harus bersabar karena terlambat menuju bandara.

Apakah mereka yang menutup jalan itu tengah demonstrasi atau melakukan penindasan baru? Pasalnya, nyaris setiap berdemontrasi dengan mengusung isu lokal, mereka menutup jalan, penindasan pun makin berlapis, ditindas para penguasa, selanjutnya ditindas lagi para penentang kekuasaan.

Pada awalnya, kita memaklumi bahwa dengan tutup jalan adalah upaya menarik perhatian publik. Namum belakangan, gerakan tutup jalan ini menjadi sebuah kebiasaan malah menjadi tradisi buruk bagi gerakan demonstrasi. Ini menjadi persoalan kemudian, karena seakan intelektual muda itu kehabisan daya pikat, kreasi atau ide-ide brillian untuk menarik perhatian publik.

Di sinilah tampaknya kita perlu mempertegas kembali pemahaman tentang demonstrasi. Demonstrasi itu adalah salah satu cara, metode, sarana bukan tujuan. Banyak cara untuk mencapai tujuang.

Kadang di tengah seminar serius para pejabat, sekelompok mahasiswa diam-diam membentangkan spanduk protes secara tiba-tiba. Kadang-kadang harus berulah untuk menarik perhatian para pencari berita. Bahkan berbagai aktraksi terpaksa mereka lakonkan untuk mendapat perhatian serius. Jadi tutup jalan itu bukannya solusi, tetapi menjadi polusi dalam gerakan. Kecuali isu yanga diemban itu berskala penting dan berskala besar, tentu tak ada jalan lain kecuali harus tutup jalan, demi menarik perhatian dan dukungan rakyat.

Kesalahan memilih cara aksi kadang tidak mencapai tujuan demonstrasi itu. Niat dan tujuan baik, tetapi aksi yang dilakukan justru bertentangan dengan kepentingan umum, bukannya mendapat dukungan, malah mendapat cemohan.

Karena itulah, untuk menyuarakan suara rakyat, tidak harus dengan cara mengorbankan rakyat. Kita tidak ingin berpidato berapi-api, dengan tangan dikepal, mata merah penuh semangat, sementara rakyat buang muka lalu mengumpat kita diam-diam, karena tidak senang dengan cara kita. (Harian Fajar, 11 Juni 2001)

Read more...

Dunia Kaum Demonstran

By M. Ishak Zainal

DI maza penjajahan kolonealisme Belanda, seorang pejabat Belanda pernah berpesan kepada seorang pimpinan perguruan tinggi (rektor), agar anak-anak muda pembangkang segera dipecat dari dunia kemahasiswaan. Tapi Rektor tidak melayani paket pesanan itu seperti masa kini. Mereka malah berpesan untuk melindungi anak-anak muda yang dianggap para pemberontak itu.

“Jagalah anak-anak muda pemberontak itu, karena kelak merekalah yang akan memimpin dan mengatur bangsanya.” Anak muda pembangkang itu adalah Soekarno beserta kawan-kawannya.

Cerita di atas sebuah pengalan dari cerita anak muda-mahasiswa yang resah atas tekanan penguasa. Mereka resah, karena kaum aktivis diperlakukan bagai hidup di bukan negerinya, ditikam diculik bahkan dibunuh.
***
Anak-anak muda memang perlu dijaga, termasuk menjaga kemurnian idealismenya. Di sini membutuhkan kearifan dalam menuntun mereka dalam pencarian kebenaran kenyataan. Mereka membutuhkan saluran ketika diperhadapkan antara kebenaran dalam pikiran dan kebenaran berdasarkan kenyataan. Karena saluran idealisme yang terpasung kelak akan berujung, frustasi atau menumbuhkan sikap radikalisme dalam gerakan.
***
Di dunia kemahasiswaan, kerap melintas sejumlah mahasiswa menyalurkan aspirasinya melalui aksi demontrasi. Kita menyaksikan betapa mereka penuh semangat menerikkan keresahan. Bahkan tak jarang kita kagum terhadap mereka tentang kecemerlangan intelektualnya yang mendobrak opini public. Mereka mampu merekonstruksi realitas lain yang telah terisi iklan-iklan politik dan sejumlah konflik kepentingan. Kita dihentakkan oleh mereka dengan cara memikat dan merebut perhatian publik dalam mengungkap kenyataan-kenyataan yang selama ini mungkin kita sepelekan.

Dunia kaum demonstran memang adalah dunia yang meraih kegembiraan yang begitu mahal. Dunia yang begitu pelik dan penuh resiko. Dunia yang menimbulkan rasa perih, ketika menemukan berbagai kenyataan yang absurb dari harapan yang selalu dijanjikan.

Itu pula sebabnya, dunia kaum demontran adalah dunia yang begitu konflik dan teramat susah ditebak. Mereka selalu saja merefleksikan keresahannya yang senantiasa kita atur dengan kontrol yang begitu serba ketat.

Dunia demontran mungkin panggilan hidup untuk meneriakkan keresahannya di jalan-jalan. Ketika dialog dan seminar bukan sebagai solusi atas berbagai penyelewengan di negeri ini. Dunia demontran adalah dunia yang penuh resiko namun dunia yang tak pernah mati atau ditinggalkan zaman. Setiap generasi tumbuh untuk memainkan perannya sesuai dengan momen panggilan zaman, meskipun kadang menjadi tumbal atas perjuangannya. (Identitas. 21 Juni 1996)

Read more...

Kepada Kaum Reformis

By. M. Ishak Zainal

Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata
(Penggalan lirik lagu Iwan Fals)

KAWAN, penculikan dan kematian mahasiswa mengetuk jendela hatimu. Lalu nurani terpanggil. Engkaupun turun jalan. Berbaur hingga menjadi kekuatan massa. Panji-panji gerakan moral kau lakonkan. Lalu bendera solidaritas sesame mahasiswa kau kibarkan. Engkau mengecam penculikan dan pembunuhan mahasiswa Tri Sakti. Engkau dipersatukan oleh duka : Luka mahasiswa adalah lukamu juga.

Duka menyelimuti hatimu. Duka menghempas ketakutan, menyadarkan alam bawah sadarmu. Keberanianmu pun muncul seiring tak sakralnya lagi arti sebuah ancaman dan resiko. Kesucian idealisme sebagai pemuda-pemudi mahasiswa telah menjadi bendera perjuanganmu. Lalu engkau mengibarkan bendera perjuangan moral. Sejarah telah memanggil. Dan orang-orang harus disadarkan atas hak-hak yang dihisap para penguasa di negeri ini.

Engkau turun jalan, mengemban amanat dan menyuarakan jerit mahluk terluka. Kau bangunkan rakyat dari buaian panjang. Penyelewengan kau kabarkan ke mana-mana. Mereka yang hanya menjadi benalu di negeri ini, serakah, bermental penindas tiba-tiba gematar menghadapimu. Mereka pun ramai-ramai mengganti topeng mereka meski tetap dengan wajah yang sama : Para penindas. Mereka ketakutan lantaran hak-hak rakyat yang mereka tumpuk di rekeningnya akan terbongkar.

Kawan, berbagai ancaman yang membayangi langkahmu rupanya tidak menyurutkan perjuanganmu. Bahkan semakin memperkokoh semangat perlawananmu. Engkau berjuang serentak, bahu membahu dan menjalin solidaritas mahasiswa.

Soeharto pun terpaksa turun dari tahta kepresidenan 21 Mei 1998. Dunia lain khususnya di negara-negara diktator meniru aksi gerakan damai itu. Engkau pun tercatat dalam sejarah reformasi. Secara kolektif engkau adalah pelaku reformasi 98. Perjuanganmu adalah sejarahmu sendiri.

Kehengkanan Soeharto dari kursi kepresidenan meninggalkan kegembiraan dan sorak-sorai di jalan. Air mata haru mengalir sebagai simbol kemenangan. Engkau dan mereka menangis bangga saling berpelukan. Rakyatpun tak luput terharu sebagai ungkapan terima kasih atas upaya dirimu sebagai reformis-reformis muda. Wahai para demonstran, kini kemenangan telah kau raih.

Iya, kemenangan berada di pundakmu. Namun, kemenangan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Lengsernya Soeharto bukan pula simbol berakhirnya perjuangan. Bukan! Genderang reformasi damai pun memanggilmu untuk kau kobarkan di jalan-jalan, di kantor-kantor, sebab perkara di negeri ini belum sepenuhnya tuntas. Masih banyak penyelewengan terselubung yang belum tersinngkap.
***

Kawan, kemenangan dan kekuatan memang telah di pundakmu. Namun jangan lupa, berdiri di atas kemanangan dan memanfaatkan kekuatan bukan tugas ringan. Menghindari dendam sejarah dalam berjuang bukan tugas gampang, meskipun rezim orde baru telah membangun mental-mental pendendam atas saham berbagai penindasannya.

Engkau adalah pejuang moral. Bukan mencontoh Pol Pot di Kamboja sana, membantai dua juta rakyatnya yang antikomunis. Bukan pula mencontoh pelaku orde baru ketika berhasil meruntuhkan kekuasaan orde lama, yang membantai habis komunis atau pun bukan komunis. Mereka yang dinilai sisa komunis dikejar, dilibas bahkan dibantai tanpa melewati proses pengadilan. Engkau orde reformasi. Moral sebagai panglima dan rasioanal adalah wilayah aksi perjuanganmu. Karena itu kawan, pertahankanlah moral perjuanganmu, ketajaman rasionalitas, kesucian dan komitmen atas visi perjuanganmu, sebab itulah yang membuatmu tetap bertahan untuk memberantas berbagai manipulatif di negeri ini.
***
Kawan, sejah lengsernya Soeharto, engkau masih tetap turun pawai mengemban amanat reformasi di tingkat lokal. Di berbagai kantor pun kedatanganmu disambut spanduk besar : Kami Mendukung Reformasi yang Konstitusional. Di balik spanduk, engkau berdiri bagai jaksa-jaksa muda. Berdialog dan menampik mereka, engkau pun menggugat : Di mana para penyeleweng amana rakyat dan paling banyak menanan saham atas hancurnya rakyat dan bangsa ini. Gugatanmu menggema bak penuntut maliakat utusan langit sana.
Di tempat mereka, engkau menagih tanggung-jawab masa lalu mereka. Engkau membuka kotak pengaduan, mengidentifikasi kebenaran issu, engkau lalu memisahkan antara isu dan fakta untuk mencegah para badut-badut politik dan fitnah.

Engkau sungguh bijak, arif menagih tanggung jawab masa lalu mereka melalui jalan kemanusiaan, keadilan dan menyeretnya ke lembaga pengadilan, sesuai sukma dan semangat reformasi itu.

Selamat berjuang kawan dan perjuanganmu adalah pelaksanaan kata-kata. Tetap melangkah berarti engkau bergerak menuju tujuan reformasi itu sendiri. (Identitas, Mei 1998).

Read more...

Kepada Adikku (Keprihatinan di Tengah Ospek)

By. M. Ishak Zainal

DUDUKLAH wahai Adikku. Aku kualunkan gubahanku. Jangan tanya untuk apa, karena ini hanyalah sebuah kegundagulanaan. Jawaban atas kegundahgulanaanku ini hanya kau yang memilikinya. Bukan Aku.

Setiap kali kutatap matamu, terpencar kesedihan dicerminan matamu. Di sana kutemukan wajah-wajah beringas yang selalu saja menusuk sukmamu. Engkau telah diperkenalkan sebentuk kekerasan di tubuhmu. Aku tak tahu semua itu wahai Adikku, apakah ini semacam perkenalan kampus, pendidikan, pengajaran sesat dotrin sesat, salah persepsi, atau malah dendam kusumat turun-temurun. Baca Selengkapnya

Read more...

BJ Habibie

By. M. Ishak Zainal

PRESIDEN BJ Habibi adalah kisah. Di sana kita dapat bercermin tentang demokrasi yang mulai mekar. Berkisah tentang mekarnya kebebasan pers, mendongeng tentang kebebasan intelektual dan menyaksikan komedi politik. Di kisah itu juga kita melihat ketabahan pemimpin dari rentetan hujatan dari segelintir intelektual dan pelaku politik.

Sebagai kisah, pena wartawan mengukir berderet kesalahan Habibie. Tidak hanya di kertas, di layar kaca pun tampak media menjadi mediator dari mulut sejumlah politik dan intelektual untuk menghabisi Habibie. Mulut mereka berbusa-busa dengan urat leher yang begitu tampak menegang. Akal mereka tampak briyan menganalisa, sekaligus mereka menunjukkan ke pemirsa kerendahan budi mereka. Selengkapnya

Read more...

Orang Biasa

by. M. Ishak Zainal

WAHAI, baiknya kita memilih hidup sebagai orang biasa. Orang sederhana. Tak perlu mengetahui strategi politik kotor. Tak perlu merambisi meraih empuknya kedudukan.

Kita perlu menjadi orang biasa. Hidup dengan apa adanya. Berjalan tanpa embel-embel dengan berbagai apologi. Orang biasa hidup dengan cara dan pemikiran sederhana, hidup dengan apa adanya. Beda dengan politikus, hidup abnormal : Strategi politik adalah bagaimana menelikung sesama kita. Padahal orang biasa menganggapnya itu hanyalah kemunafikan. Selengkapnya

Read more...

Tragedi I 24 April 2006 (Penyerbuan Aparat Militer di UMI)

by M. Ishak Zainal

DI Makassar 24 April 2006 ada kesedihan telah tertoreh, juga menumpahkan kesedihan yang sangat. Kehidupan calon intelektual muda termangu di atas duka.

Di depan ribuan mata, mereka mengusung keranda rekannya korban represif aparat keamanan. Mayat itu imbalan atas perjuangan tuntutan penurunan tarif angkutan kota. Tak pelak lagi, Tasrif, M. Syaiful Bya, A. Sultan Iskandar, mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) selaku korban merupakan harga imbalan yang terlampau mahal. Baca selengkapnya

Read more...

Represif (Penyerbuan Militer di Kampus UMI)

by M. Ishak Zainal

CUKUP disayangkan. Sayangnya, kita kadang lupa sejarah dan merenunginya bahwa mengedepankan penanganan senjata, penyerbuan menggunakan panser ke kampus hingga melakukan pembunuhan pada mahasiswa justru akan meningkatkan gelombang aksi

Sayangnya kita lupa pada sejarah, menengok dan merenunginya bahwa di negeri manapun bila segala tuntutan mahasiswa ditangani dengan represif justru akan meningkatkan gelombang aksi.

Sayangnya, kita tidak peka terhadap segala gejala dan keresahan di sekeliling kita. Dan sekali lagi, begitu memilukannya bila aksi kaum muda ditangani represif secara berlebihan. Inilah awalnya ironi suatu bangsa dan duka cita bagi negara.

Tragedi mahasiswa UMI ditengah pemimpin represif ini sungguh teramat sulit diungkip melalui tulisan. Ia hanya bisa digambarkan melakui imajinasi kata-kata. Setidaknya dibalik peristiwa itu, tergambar siapa yang mengorbankan siapa.
***
Mereka para mahasiswa dan mahasiswa di depan kampus mereka, berlari, mengelak, tergeletak bertahan dan mencari ruang perlindungan atas kejaran apara keamanan. Namun seakan tanah mereka tak bertuan lagi karena diserbu para aparat militer yang selama ini dianggap sebagai alat pengayom atau sebagai benteng perlindungan terhadap kebrutalan.

Maka, ada yang ditangkap ada yang menangkap. Ada poporan senjata dan ada yang dipopor. Ada yang terluka dan ada yang melukai. Ada gas air mata dan ada air mata pilu yang bercucuran. Ada yang mengejar dan ada yang mengejar.

Maka, ada yang terdesak dan ada yang mendesak, ada melompat terjun ke sungai dan ada yang diterjungkan ke sungai. Ada yang terpaksa dan ada yang memaksa. Ada yang selamat dan ada yang tak terselamatkan. Ada yang aman dan ada yang diamankan. Ada yang muncul dari sungai dan ada yang dimunculkan. Ada yang hilang dan ada yang dihilangkan. Ada yang tenggelam dan ada yang ditenggelamkan.

Maka ada yang mengapung dan ada yang diapungkan. Ada yang ada dan ada yang mengadakan. Ada yang dikomentari dan ada yang mengomentari. Ada yang ada dan ada yang selalu mengada-ada.

Ada yang meninggal dan ada yang ditinggalkan. Ada mayat dan ada yang diusung. Ada duka dan ada yang mendukai. Ada tangis dan ada yang ditangisi.

Maka, mahasiswa sedih, mahasiswa terluka, mahasiswa berduka, mahasiswa marah. Mereka merasa kehilangan rekan pemilik masa depan bangsanya. Solidaritas aksi berkibar, menyesalkan, mengecam dan mengutuk perlakuan mahasiswa yang tak manusiawi. Mahasiswa berang campur sedih. Mereka sedih tapi marah. Kemarahan mahasiswa bukan lagi tuntutan penurunan biaya tariff angkot, tapi penanganan aparat negara yang represif. Mereka mahasiswa mengutuk segala bentuk kekerasan.

Mahasiswa turun jalan, menggelar aksi duka, mengenang aksi luka. Kesedihan, kepiluan dan kemarahan seakan menyatukan dan mengingatkan romantisme aksi pergerakan kemahasiswaan. Mereka mengibarkan bendera yang sekian lama kusut. Bendera aksi solidaritas sesama mahasiswa. Mereka tak lagi dibatasi tembok-tembok atas nama universitas.

Mereka menantang garang, walau senjata perlawanan mereka adalah semangat, semangat menentang kekerasan dengan cara mereka sendiri. Mereka seakan tak peduli lagi siapa korbannya, apa akibatnya, siapa pelakunya. Mereka hanya mengecam segala bentuk kekerasan dengan cara mereka sendiri. (Penerbitan Kampus Unhas : Identitas April 1996)

Catatan. Tulisan ini adalah tulisan penulis sendiri, sebagai ungkapan duka atas rekan-rekan Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia di Makassar.

Read more...

Apakah Anda Termasuk Kreatif ?

Berdasarkan hasil penelitian para ilmuan di Universitas California di Barkeley, Jika anda memiliki karakteristik sebagai berikut:
Sensitif
Rasa senang akan muncul setelah melihat, mendengar, menyentuh, mengakui adanya suatu ketakutan yang tidak dapat dilihat dan mengakui suatu perbedaan.
Lancar
Tidak pernah kehabisan ide, mengikuti perubahan terus-menerus. Tidak Kaku Punya kemampuan untuk membuat lemon dengan bahan bukan dari “jeruk”, mampu mengubah langkah sial menjadi kesempatan baik dan tidak takut dengan masalah atau rintangan.
Keaslian
Merupakan lawan dari kesesuaian. Orang kreatif akan tetap berjalan mengikuti suara drum yang ditabuh oleh beberapa pembawa drum yang berbeda-beda.
Membuat Lebih Baik Dari Yang Asli
Kemampuan untuk membuat defenisi baru dan merubah bentuk asli ke bentuk baru, mampu menciptakan sesuatu yang beda yang diolah dari bahan-bahan biasa. Analisa Kemampuan untuk membuat suatu “penjelasan yang detail” terhadap suatu ringkasan dan bagaimana supaya segala suatunya tidak saling bertentangan.
Sintesis
Mampu untuk membuat suatu “ringkasan” dari sesuatu penjelasan yang detail dan ini merupakan kebalikan dari analisa.
Kaitannya dengan Organisasi
Mengatur segala sesuatu sehingga semuanya saling menuju ke satu tujuan.
Catatan : Sumber tulisan ini penulis peroleh dari teman di Makassar. Entah sumbernya dari mana. Tapi sepertinya ini menarik buat pembaca. Kalau pun pembaca mengetahui sumbernya dan keberatan mohon disampaikan, agar penulis menghapus tulisan ini.

Read more...

Cara Mengendalikan Waktu Anda

Banyak orang hidupnya kocar-kacir. Mereka menghabiskan waktu yang tidak berkaitan sasarannya. Penyebabnya, karena mereka tidak mengetahui sebenarnya. Baca selanjutnya

Read more...

Antara Cinta dan Nafsu

by. M. Ishak Zainal
Cinta dan birahi adalah satu tapi beda

RINDU kita semakin bergelora. Semakin jauh kita semakin berhasrat kita. Aku sangat memahami kedalaman rindumu, yang kuukur dari gejolak rinduku. Aku memahami kedalaman cintamu yang kuukur dari kekuatan kerinduanmu.
Sungguh kita begitu mudahnya menembus ruang dan waktu. Begitu terbetik di batinmu kurasakan kerinduanmu itu. Bila engkau belum memahaminya, maka bersabarlah, dan tunggulah waktu mengajarimu, bagaimana lintasan dan isyarat hati itu. Baca Selanjutnya

Read more...

Mendaftar di Shvoong

‘Shvoong’ adalah pusat ringkasan tingkat dunia, menawarkan banyak ragam ringkasan dalam 34 bahasa. Tujuan kami adalah meringkas semua yang pernah ditulis sepanjang sejarah manusia dalam bidang sastra dan riset sains, sehingga memberi Anda intisari pengetahuan manusia. Semua ringkasan tersebut ditulis oleh pengguna kami, warga dunia yang tidak hanya menularkan pengetahuan mereka kepada semua orang, tapi juga memperoleh royalti dari kerja mereka. Situs ini bukan bermaksud mengganti hal yang sebenarnya-buku maupun hasil kajian -dengan ringkasan, namun berfungsi sebagai sarana yang membantu Anda berenang
di lautan informasi, memisahkan sekam dari biji padi Mari, baca dan nikmati! Dan dalam waktu yang sama, Mari, tulis dan dapatkan penghasilan!.
Sebelum Anda bergabung, ada beberapa yang diisi yaitu

Masukkan E-mail Anda *:
Pilih password *:
Ketik ulang password *:

  • Pilih nama samaran *:
  • Tanggal Lahir *:
  • Pilih zona waktu Anda *:
    Rincian pembayaran* Anda pilih payment via paypal
    Masukkan kode yang ditunjukkan *:
    Tandai/klik : Saya menerima syarat-syarat perjanjian:
  • Setelah Anda terdaftar, Anda bisa mengedit kembali data diri Anda.
Jika ingin terdaftar dan bergabung dalam komunitas penulis kami silahkan Klik Ingin Bergabung

Sebagai informasi. Beberapa tulisan penulis dapat dilihat di blog ini. Anda bisa langsung terhubung ke shvoong dengan mengklik tulisan baca selanjutnya dalam tulisan penulis. Setelah masuk di shvoong klik foto atau ishak_zainal untuk melihat seluruh tulisan penulis. Kelebihan bergabung dalam komunitas kami, Anda mendapat trik-trik bagaimana menjadikan tulisan paling banyak dicari seperti yang penulis jalani. Bagaiman meringkas atau memilih tema menarik.

Read more...

Pilihan Wisata di Sulsel

Sebelum Anda berwisata sebaiknya Anda menentukan pilihan wisata Anda di Sulsel? Ada deretan tengkorak manusia. Ada perayaan Maulid terbesar dan termegah. Ada permandian air belerang, air terjun. Selengkapnya

Read more...

Penyembuhan Tanpa Obat

Jangan putus asa bila tidak memiliki uang untuk berobat. Ada penyembuhan lebih ampuh dalam diri kita. Hanya saja kita belum mengetahuinya. Selengkapnya

Read more...

Kiat Meresensi dan Meringkas

Untuk menulis resensi dan ringkasan khususnya menulis di shvoong, ada kiatnya. Baca selanjutnya

Read more...

Kemandirian Lokal

Buku ini ditulis mantan Rektor Unhas, Radi A. Gany yang memiliki konsep pemikiran, pembangunan berbasis kemandirian lokal dihubungkan dengan otonomi. Baca selanjutnya

Read more...

Menangkal Santet

Bagaimana cara menangkal santet? Ucapan salam memiliki kekuatan ampuh mencegah terwujudnya niat jahat seperti hipnotis atau pun upaya fisik lainnya. Baca selanjutnya

Read more...

Tujuh Rahasia Penampilan Peraih Prestasi

Cherles Garfield, guru besar luarbiasa fakultas kedokteran Universitas California di San Fransisco meneliti peraih prestasi puncak. Ia mengamati 1.500-an prestasiawan puncak di berbagai bidang. Kesimpulannya, rahasia peraih sukses memiliki kesamaan dalam kebiasaan dan keterampilan mental. Siapapun boleh mempelajarinya, karena aspek tersebut bukan dibawa lahir tapi dipelajari. Apa saja langkah yang mengarah pada penampilan puncak? Baca selengkapnya

Read more...

Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Artikel yang disusun dalam buku ini menggambarkan berbagai cerita bagi mereka yang tak memiliki rasa percaya diri, namun akhirnya kepercayaan dirinya tumbuh. Mereka yang tak mampu berpidato, tampil di publik, gugup saat berbicara, saat interview, dsb. Tapi inti dari semua itu meningkatkan kepercayaan diri adalah.... Baca selanjutnya

Read more...

Nikmatnya Bercinta

By M. Ishak Zainal

Kapankah dikatakan cinta itu cinta? Dan kapankah nafsu itu adalah nafsu? Cinta dan nafsu setipis daun bawang. Dunia muda-mudi penuh gelombang godaan. Dalam asmara muda-mudi, permata diri adalah sasaran godaan nafsu. Seorang yang tengah dilanda asmara, kadang mengorbankan permata bahkan kehormatan dirinya demi kekasih yang dicintainya.
Dia rela mengorbankan permatanya dengan harapan agar kekasihnya lebih mencintainya. Padahal semua itu justru jauh dari harapannya, jauh dari impiannya. Itu hanyalah jebakan-jebakan ilusi pikiran. Itu hanyalah godaan-godaan nafsu yang penuh jebakan agar kedua insan bercinta ini jatuh dalam lumpur kehidupan. Kenyataannya, ketika mengorbankan permata dirinya, dia ditinggalkan bahkan dicampakkan oleh kekasih yang dicintainya.
Seorang gadis yang cerdas, tentu tak akan menyerahkan permata dirinya meski kepada kekasih yang dicintainya. Dia juga tidak akan takut kehilangan kekasihnya, demi mempertahankan permata dirinya, sebab dia belajar dari pengalaman dan kehidupan yang sudah mengisahkan ribuan duka yang tercecer. Dia juga belajar bahwa ketika menyerahkan mahkota dirinya, maka disitulah awal kehancuran cintanya, Di situ pula aura kecantikan yang bersumber dalam tubuhnya akan memudar. Dia sadar bahwa ketika dia mempertahankan permata dirinya adalah ujian kepada kekasihnya, apakah kekasihnya mencintai karena nafsu atau memang cinta secara tulus.
Dalam kehidupan asmara ini, memang telah banyak menceritakan tragedi tercampaknya para pecintanya ke lumpur kehidupan, akibat mengorbankan permata dirinya. Mereka adalah deretan para korban tentang keinginan meraih cinta suci, namun kandas karena tergoda merasakan kenikmatan yang terlarang.
Nikmatnya bercinta sesungguhnya bukanlah pelampiasan nafsu, tetapi bagaimana mengekang nafsu. Bila mereka yang bercinta mampu melewati godaan-godaan nafsu, maka mereka akan meraih yang lebih nikmat dari kenikmatan atas impian indahnya cinta itu sendiri. Sang kekasih pun akan mengagumi sang kekasihnya.
Ada suatu kata bijak yang perlu direnungkan.
Wanita menyerahkan tubuhnya untuk meraih cinta, sementara lelaki mencintai untuk memuaskan nafsunya.
Ungkapan bijak itu kelihatan kontradiktif yang tidak sepenuhnya dibenarkan oleh mereka yang bercinta. Namun juga tidak terbantahkan. Karena masing-masing kisah asmara membuktikan ungkapan itu di realitas.
Karena itu, jika percintaan yang jalani lebih mengarah kemaksiatan, bahkan sekalipun telah terjebak jauh dalam wilayah maksiat, lebih baik segera bersikap, tinggalkan dunia asmara yang penuh maksiat itu, lalu tobatlah segera. Karena cinta bukan lagi cinta tapi pelampiasan nafsu yang terselubung atas nama cinta. Baca selanjutnya

Read more...

Merperkuat Daya Ingat

Apakah Anda pelupa? Lupa nama orang atau tempat? Itu wajar karena Anda tidak merekam dalam memori Anda, sebagaimana Anda tidak mensaving data di komputer. Basa selanjutnya

Read more...

Berpikir, Apa dan Bagaimana?

Anda setiap saat berpikir. Namun, pernakah Anda berpikir bagaimana berpikir yanag benar itu? Apa kaitan antara otak dan hati? Bagaimana metode berpikir Nabi Ibrahim menemukan kebenaran tuhan berdasarkan kisah dalam Al Qur'an? Apa itu berpikir biasa, logis, ilmiah, filsafat, Baca selanjutnya

Read more...

Mengobati Sakit Maag

Penyakit maag adalah penyakit manusia modern, manusia sibuk. Untuk mengobati itu, ada resep tradisional, yang bahannya sederhana , kunyit, madu dan telur. Baca selanjutnya

Read more...

Ulama Sulsel

Di Jawa ulama disebut Kyai, tapi di Sulsel ulama digelari? Baca selanjutnya

Read more...

Kiat Memilah Naskah

Agar pembaca tertarik membaca tulisan Anda, ada beberapa strategi untuk memilah naskah yang akan dimasukkan dalam id.svoong, di antaranya memilah apakah naskah itu penting, menarik dan bermanfaat. Jika sudah mengetahui strategi tersebut, berarti pengunjung tertarik dan Anda siap mendapatkan penghasilan. Bagaimana strateginya? Baca selanjutnya

Read more...

Shalat dalam Tinjauan Metafisika

Dalam ruh manusia ada unsur ketuhanan. Meski manusia meninggal, ruh ketuhanan tetap ada. Ruh manusia yang meninggal disebut bion-bion ruhani. Bion-bion ruhani ini juga memacarkan gelombang saat manusia khusyu salat dan berzikir. Baca selengkapnya

Read more...

Assikalaibineng Kitab Persetubuhan Bugis

Assikalaibineng Kitab Persetubuhan Bugis. Pernah baca Kama Sutra? Atau di Jawa di kenal Serat Nitimani. Di Sulsel namanya Assikalaibineng, sebuah Kitab dalam melakukan hubungan suami istri. Isinya sangat menarik dan penting, misalnya menginginkan anak laki-laki dan perempuan, berkulit putih atau hitam, bagaimana mengobati lemah syahwat, waktu tepat untuk berhubungan. Baca selengkapnya.

Read more...

Menulis dan Dibayar

Menulis adalah profesi mengasyikkan. Selain untuk menyalurkan hobi, ide, inspirasi, mendapatkan pengetahuan juga untuk mendapatkan uang. Ya ibarat menaman saja, jika telah menulis dan ada yang mengunjungi tulisan kita, berarti uang akan bertambah. Makin banyak yang berkunjung maka makin bertambah penghasilan. Kita tinggal mengeceknya dan memetik hasil setiap bulannya. Singkatnya, investasi melalui tulisan kita.

kelebihan bergabung di shvoong, karena menyari, meresensi, dan meringkas informasi atau ilmu pengetahuan dari berbagai sumber. Itu berarti, seorang penulis dituntut membaca lebih banyak buku, atau mencari sumber informasi lainnya.Dengan demikian, dengan bergabung di shvoong, maka kita dapat menambah wawasan pengetahuan kita setiap saat, setiap kita ingin menulis. Di sini juga, kita bisa bisa mengevaluasi hasil tulisan kita.

Menulis di shvoong membutuhkan kiat-kiat. Karena isi tulisan itu sendiri tanggung jawab sepenuhnya penulis.Artinya, apa yang kita tulis harus kita pertanggungjawabkan selaku penulis. Jadi kita harus jujur dalam menulis. Jujur disini sesuai yang dipersyaratkan shvoong.Shvoong hanya mediator menyalurkan ide dan hobi menulis kita.

Lalu bagaimana menulis ringkasan atau meresensi. Bagi penulis, saat mendapat buku atau informasi lainnya, penulis mengamati dan membaca sekilas buku tersebut. Setelah itu mengkategorikan apakah buku atau informasi itu PENTING atau MENARIK.

Kategori berikutnya adalah apa MANFAATNYA untuk pembaca. Kenapa? Karena kita menulis itu tujuan utamanya agar tulisan kita dibaca.Tulisan kita dibaca karena ada manfaatnya. Nah,kalau ada manfaatnya kan mendapat nilai dari pembaca. Jadi di sini kita juga harus fair memberi nilai atas karya penulis. Artinya berilah nilai kalau isi tulisan tersebut memang bermanfaat. Kan memberi nilai juga tidak merugikan pembaca sendiri, tapi justru bernilai positif, sehingga penulis tersebut akan lebih bisa bersemangat mencari bahan-bahan bacaan yang memiliki nilai manfaat.Ingat kepuasan penulis itu bukan uang yang utama, tetapi karena banyaknya pembacanya.

Nah, kembali ke soal bagaimana memilah apakah buku atau informasi itu PENTING dan MENARIK. Agar pembaca bisa memahami lebih cepat kategori PENTING, contohnya bisa dibaca ketegori buku resensi Assikalaibineng (Kitab Persetubuhan Bugis). Penulis kategorikan ini penting karena ada informasi berharga. Ada kitab tua yang diterjemahkan khususnya dalam soal seks. Atau di kategori Hukum dan Politik yang berjudul Modus Kecurangan dalam Pemilu. Sementara ketegori menarik, ini bisa dilihat dari informasi tersebut.

Memang kadang ada berita menarik, tetapi tidak penting. Ada penting tapi tidak menari, Yang menarik misalnya, ular berkepala dua. Berita ini menarik. Semua orang ingin mengetahuinya, tapi sebenarnya kurang masuk dalam ketegori penting.

Contoh lebih ril lagi. Misalnya Wapres Jusuf Kalla umumkan kenaikan Anggaran Pendidikan. Informasi ini penting, namun belum tentu menarik. Yang menarik, misalnya, saat Jusuf Kalla umumkan kenaikan Anggaran Pendidikan, tiba-tiba mati lampu. Nah, jika ditulis dalam dua judul. Wapres Jusuf kalla Umumkan Kenaikan Anggaran Pendidikan. Judul lain, Di tengah Pidato Jusuf Kalla, Istana Kepresidenan Mati Lampu. Nah, dari pemilihan judul tersebut, tentu orang akan membayangkan bagaimana suasana dan kepanikan dalam ruangan tersebut. Itu hanya contoh.

Sebenarnya, dalam proses menulis untuk memilih tema yang menarik dan penting, tergantung dari pemilihan sudut pandang dari buku, atau informasi yang kita peroleh. Agar pembaca tertarik, sebaiknya cari hal-hal yang menarik terlebih dan tulis pada leadnya. untuk mengantar pembaca masuk pada isi. Kadang penulis melakukan editing jika penulis mengevaluasi kurang pengunjungnya. Jadi penulis perbaiki ulang agar pembaca lebih tertarik.

Setelah mendapatkan hal yang menarik, isilah tulisan pada hal-hal yang penting. Jangan hanya judulnya yang menarik tapi isinya tidak ada suatu hal yang penting. Ya…pembaca jadi kecewa. Masih lebih mending kalau pembaca tidak menandai penulisnya. Kan merugikan sendiri penulis.

Selain kategori penting dan menarik, memilih tema atau isi tulisan juga ada baiknya kiat-kiat atau tips yang memang ada nilai manfaatnya bagi orang lain. Artinya ada azas manfaatnya bagi orang lain. Contohnya, bisa dilihat dilihat pada tulisan penulis, Stategi Bisnis Tanpa Modal. Kiat ini memang bukan hal yang bombastis apalagi penuh jebakan. Informasi itu adalah kiat-kiat yang dilakukan penulis, dan memang diniatkan berbagi kepada pembaca.
Tak ada salahnya mencoba kan. Ketika Anda sudah mendaftar, secara alami akan mengetahuinya, seperti halnya penulis ini. MENDAFTAR

Read more...

Modus Kecurangan Pemilu

  • By M. Ishak Zainal

    Tulisan ini bukanlah tudingan pada partai, golongan, atau kelompok tertentu. Tulisan ini hanyalah sekedar cerita-cerita yang dihimpun penulis, sebagai mantan jurnalis, juga sebagai mantan calon legislatif masa-masa lalu. Tulisan ini pun hanya sekadar asumsi (dugaan). Ada beberapa asumsi modus kecurangan dalam pemilu. Tulisan ini dipersembahkan untuk pemilu yang jujur. Pemilu yang jujur adalah syarat mutlak untuk demokrasi.

    Perbandingan antara pencoblosan dan metode contren.

    Saat metode pencoblosan, modus kecurangan yaitu suatu partai tertentu kadang kertas suaranya sudah tercoblos. Artinya sudah tertusuk sebelumnya, sebelum pemilih melakukan pemilihan. Tusukan itu tidak besar, hanya sebesar lubang jarum. Nah, saat rakyat memilih partai yang telah tertusuk jarum, partai yang dicoblos itu sudah sah. Tetapi jika rakya pemilih menusuk partai lain, maka kertas suara itu dianggap batal. Kenapa, karena dianggap telah terjadi dua tusukan, satu mesti hanya sebesar lubang jarum (tetap berlubang), satunya lagi lubang yang ditusuk pemilih. Ketika dilakukan protes maka diperlihatkanlah lubang sebesar jarum tersebut.

    Asumsi Modus berikutnya soal lubang ini, yaitu konon oknum penyeelnggara pemilu saat perhitungan suara, kukunya agak diperuncing. Saat rakyat memilih di luar partai yang diharapkan, maka partai tersebut ditusuk menggunakan kukunya, agar suara yang bukan didukungnya akan batal. Jadi terjadi lagi dua lubang. Satu lubang yang dicoblos oleh pemilih satu oleh kuku oknum penyelenggara.

    Lalu bagaimana soal contreng. Ada kelebihan sistem contreng, karena tidak lagi menggunakan modus kecurangan dengan cara melubang sekaligus. Kelebihan lainnya, oknum penyelenggara yang curang agak kewalahan mencontreng beberapa kertas suara. Namun yang mesti diwaspadai dari sisi contreng ini adalah penggantian kertas suara. Artinya ada kertas suara yang bisa jadi duplikasi. Kertas suara itulah yang sudah dicontreng sebelumnya, akan diganti. Saksi di sini perlu diperkuat.

    Asumsi Modus lainnya
    Kertas suara yang batal atau kertas suara yang tidak terpakai karena pemilih tidak datang. Kertas suara yang batal atau tidak terpakai ini, ada peluang dimanfaatkan untuk kepentingan calon tertentu. Misalnya, ada 100 kertas suara yang tidak terpakai, maka oknum penyelenggara akan melakukan lobi-lobi penawaran kepada caleg tertentu. Misalnya dengan menawarkan 1 suara harganya berapa? Apakah Rp 15 ribu atau 20 ribu. Tergantung dari penawaran tertinggi. Nah kertas suara itulah yang dikomersialkan untuk menggelembungkan suara calon tertentu.

    Asumsi Modus berikutnya
    Gelembungkan suara. Pengelembungan suara ini asumsinya setelah terjadi perhitungan suara. Bagi partai gurem (yang kurang diperhitungkan), konon suaranya dialihkan kepada kelompok partai yang lebih besar dan berpengaruh. Kenapa, karena partai gurem dianggap kurang memiliki massa untuk melakukan protes. Jadi misalnya, jika caleg partai A yang gurem ini mendapat 1000 suara, dan caleg partai B yang partainya besar hanya mendapat 100 suara, maka cukup satu nolnya saja dipindahkan ke partai tersebut. Yang suaranya seribu menjadi seratus. Yang suaranya hanya seratus menjadi seribu. Jumlah surat suara tetap sama, namun hasil suara jadi berbeda. Bagaimana tips antisipasi ini. Laporan surat suara terus dikawal hingga ke tingkat KPU.

    Umunnya, menjelang pemilu, kerap terjadi mati lampu. Ada unsur karena memang teknis, ada unsur by desain (disengaja). Nah, ada dugaan, jika saat up date data, dan mulai terjadi laporan yang direkayasa, dijadikan sebagai alasan kesalahan teknis, sehingga laporan tersebut dianggap salah ketiklah atau kesalahan pendataan di komputer. Sehingga tidak kena delik hukum, jika terjadi kesalahan laporan angka-angka. Yang harus diwaspai dalam proses pendataan yaitu berpindahnya angka-angka itu seperti modus pemindahan angka jumlah pemilih. Jumlah suara sama tapi pada akhirnya angka yang dipindahkan.

    Ketahui orang-orang yang berpengaruh di suatu daerah kecamatan. Asumsinya, kecurangan itu kerap dari orang berpengaruh, karena mendapat janji-janji tertentu bila mampu meloloskan caleg si A atau si B.

    Tip-tips mengantisipasi dari dugaan modus kecurangan tersebut
    1. Perkuat saksi baik di TPS maupun saat pelaporan. Sebaiknya semua saksi dari partai mana pun, tidak mencatat hanya suara dari partainya saja, tetapi kalau bisa semua jumlah suara partai dicatat, khususnya untuk caleg daerah pemilihannya. Misalnya Dapil A, calonnya si B, si C dst.
    2. Kawal hasil pemilihan hingga ke perhitungan terakhir. Pengawalan sangat penting, sebab dari proses laporan ini, dugaan bisa jadi laporan berbeda antara di lapangan hingga ke perhitungan akhir baik di kecamatan, di Kabupaten atau pun di Provinsi.
    3. Catat jumlah kertas suara di TPS masing-masing, catat jumlah suara yang batal, dan jumlah suara yang tidak hadir memilih. Karena asumsinya, kertas suara itu dugaan akan dikomersialisasikan, seperti modus yang disampaikan sebelumnya.
    4. Sebisanya gunakan kamera untuk memotret panitia penyelenggara, memotret hasil perhitungan suara, sehingga bila terjadi kecurangan ada bukti dokumentasi berupa foto. Usahakan minimal ada dua saksi yang dikenal saat memotret papan hasil perhitungan suara, agar secara hukum kuat. Baca Selanjutnya

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP